Wednesday 6 August 2014

Kali ini kita akan membahas tentang Sistem Transportasi pada Manusia : Darah. Semoga artikel ini bermanfaat, aamiin.

Sistem Transportasi pada Manusia : Darah

Sistem transportasi pada tubuh manusia berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, karbondioksida serta sisa metabolisme. Proses ini berlangsung terus menerus selama kehidupan manusia. Bagaimanakah sistem transportasi tersebut berlangsung di dalam tubuh? Agar kamu dapat memahaminya, simaklah penjelasan berikut ini dengan baik.

a. Darah
Pernahkah bagian tubuh kamu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena benda tajam seperti pisau atau paku? Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut mengeluarkan suatu cairan? Apa warnanya? Tahukah kamu apakah nama cairan yang dikeluarkan oleh bagian tubuh kamu yang
terluka?
Bagian tubuh kamu yang terluka tersebut mengeluarkan darah. Tahukah kamu apa sebenarnya darah itu? Darah merupakan jaringan yang tersusun atas plasma, sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah. Kurang lebih 55% bagian dari darah adalah plasma.

Sistem Transportasi pada Manusia
Sel darah merah
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Eritrosit berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf). Sel darah merah tidak memiliki inti sel. Eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel di seluruh tubuh. Oleh karena itu, jenis sel darah ini yang paling banyak terdapat dalam darah. Satu milimeter kubik darah (lebih kurang sekitar satu tetes) terdiri atas lima juta lebih sel darah merah.
Warna merah pada darah disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah. Hemoglobin atau zat warna darah merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi. Fungsi hemoglobin mengikat oksigen dan membentuk oksihemoglobin. Oksigen diangkut dari paru-paru dan diedarkan ke seluruh sel tubuh. Hemoglobin yang mengikat oksigen (oksihemoglobin) berwarna merah cerah, sedangkan hemoglobin yang masih mengikat karbondioksida berwarna merah tua keunguan. Berikut ini reaksi kimia pengikatan oksigen oleh hemoglobin.

Sistem Transportasi pada Manusia

Melalui peredaran darah, oksihemoglobin akan beredar ke seluruh sel-sel tubuh. Setelah sampai di sel-sel tubuh, akan terjadi reaksi pelepasan oksigen dari hemoglobin ke sel yang kekurangan oksigen. Oksigen masuk ke dalam sel melalui proses difusi.
Selama perkembangan janin dalam kandungan, sel darah merah dibentuk dalam hati dan limpa. Sel darah merah berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua akan dihancurkan di hati dan limpa. Selanjutnya, di dalam hati, hemoglobin diubah dan dijadikan pigmen (pigmen empedu).

2)  Sel Darah Putih (Leukosit) 
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap atau bersifat amuboid dan mempunyai inti sel. Jumlah sel darah putih juga tidak sebanyak jumlah sel darah merah. Setiap satu milimeter kubik darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih. 
Fungsi utama sel darah putih adalah melawan penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk antibodi. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi. Jika jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel per cc darah, maka disebut sebagai kondisi leukopeni. Jika jumlah leukosit melebihi normal (di atas 9.000 sel per cc), maka disebut leukositosis. 
Berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma, leukosit dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Granulosit merupakan kelompok sel darah putih yang mempunyai granula dalam sitoplasmanya. Sebaliknya, agranulosit tidak mempunyai granula. Leukosit jenis granulosit terdiri atas eosinofil, basofil, dan netrofil. Agranulosit terdiri atas limfosit dan monosit. 

3) Keping Darah (Trombosit) 
Bentuk trombosit beraneka ragam, yaitu bulat, oval, dan memanjang. Trombosit tidak berinti sel dan bergranula. Jumlah sel keping darah atau trombosit pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per cc. Umur dari keping darah sangat singkat, yaitu 5 sampai dengan 9 hari. 
Pernahkah kamu berpikir bagaimana proses pembekuan darah terjadi? Keping darah sangat berhubungan dengan proses mengeringnya luka, sehingga tidak heran jika ada yang menyebut keping darah dengan sel darah pembeku. Sesaat setelah terluka, trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan permukaan kasar dari pembuluh darah yang terluka. Di dalam trombosit terdapat enzim trombokinase atau tromboplastin.
Enzim tromboplastin akan mengubah protein yang disebut protrombin (calon trombin) menjadi trombin karena pengaruh ion kalsium dan vitamin K dalam darah. Trombin akan mengubah fibrinogen (protein darah) menjadi benang-benang fibrin. Benang- benang fibrin ini akan membentuk jaring-jaring di sekitar sel-sel darah, sehingga luka tertutup dan darah tidak menetes lagi.

Pernahkah kamu mendengar istilah hemofilia? 
Hemofilia adalah gangguan atau kelainan turunan akibat terjadinya mutasi atau cacat genetika pada kromosom X. Hal ini menyebabkan penderita kekurangan faktor pembeku darah sehingga mengalami gangguan pembekuan darah sehingga darah tidak dapat membeku secara normal. Cacat genetika ini akan kamu pelajari lebih lanjut di SMA. Penderita hemofilia berat dapat mengalami beberapa kali pendarahan dalam sebulan. Kadang, pendarahan terjadi begitu saja tanpa sebab. Gejala hemofilia, yaitu pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kebiruan jika terjadi benturan pada tubuhnya. Pendarahan di bawah kulit ini terjadi pada persendian atau otot di siku, pergelangan kaki, dan lutut. Akibatnya, nyeri yang hebat dan kelumpuhan.
Perhatikan skema proses pembekuan darah pada Gambar berikut. Coba kamu buat uraian proses pembekuan darah berdasarkan skema berikut, sehingga kamu akan lebih memahaminya.
Sistem Transportasi pada Manusia : Darah
Skema proses pembekuan darah


4) Plasma Darah 
Plasma darah merupakan cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air (92%). Selain itu, dalam plasma darah juga terdapat protein plasma yang terdiri atas albumin, fibrinogen, dan globulin. Zat-zat lain yang terlarut dalam plasma darah antara lain sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme (urea dan karbondioksida).

Model Tiruan Darah
Kamu dapat membuat model tiruan darah dengan menggunakan campuran dari minyak goreng, air dan pewarna kue (warna merah).
Apa yang kamu perlukan?
1. Tabung reaksi     4. Minyak goreng
2. Pipet tetes     5. Air
3. Gelas ukur     6. Pewarna makanan

Apa yang harus kamu lakukan?
  1. Bentuklah satu kelompok yang terdiri atas tiga orang.
  2. Tuangkan 5 mL minyak goreng ke dalam tabung reaksi. Gunakan gelas ukur untuk mengukur
  3. volume minyak goreng. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti.
  4. Tuangkan 5 mL air ke dalam tabung reaksi. Gunakan gelas ukur untuk mengukur volume air.
  5. Lakukan pengukuran dengan cermat dan teliti.
  6. Tambahkan beberapa tetes zat warna kue pada campuran air dan minyak goreng.
  7. Tutuplah ujung tabung reaksi dengan cara menyumbat bagian mulut tabung reaksi
  8. menggunakan ibu jari.
  9. Kocoklah beberapa saat hingga seluruh komponen tercampur dengan cukup sempurna.
  10. Lakukan dengan hati-hati agar tabung reaksi tidak terjatuh.
  11. Diamkan tabung reaksi beberapa saat, biarkan hingga campuran terpisah.
  12. Gambarlah pada buku IPA kamu lapisan yang terbentuk pada campuran minyak goreng, air, dan pewarna makanan!
  13. Analogkan setiap lapisan larutan yang terbentuk dengan bagian-bagian darah.
  14. Buatlah laporan hasil kegiatan bersama kelompokmu. Kemudian presentasikan di depan kelas.
Bonus Pantun :

Ada meja kakinya putus
Biar nyambung mesti di perban
Truk apa yang bannya seratus ?
Truk trailer lagi ngangkut ban




No comments:

Post a Comment